5 Sarana dan Prasarana dalam Olahraga Lompat Tinggi
Salah satu cabang olahraga atletik adalah lompat tinggi. Lompat tinggi dipertandingkan di ajang olahraga seperti olimpiade, Asian games, Sea Games dan ajang olahraga bergengsi lainnya. Lompat tinggi menguji keterampilan untuk melompat dengan melewati tiang mistar. Tujuan utama dari olahraga lompat tinggi ini adalah dapat melewati mistar dengan ketinggian tertentu dan agar kita dapat melompat setinggi-tingginya tanpa membuat mistar tersebut jatuh. Tinggi mistar minimal yang harus dilewati para atlet lompat tinggi ini adalah 2.5 meter, dengan panjang mistar minimal adalah 3.15 meter.
Dalam kompetisi lompat tinggi. mistar akan dinaikkan dengan ketinggian yang telah ditetapkan. Lompatan pada lompat tinggi akan dinyatakan batal jika peserta kompetisi menyentuh palang atau peserta tidak melakukan lompatan. Setiap peserta dalam lompat tinggi akan diberi tiga kali kesempatan untuk melakukan lompatan.
Baca : Sejarah Olahraga Terjun Payung – Sepak Takraw – Sejarah Olahraga Balap Sepeda di Indonesia
Sebelum mengetahui tentang 5 sarana dan prasarana dalam olahraga lompat tinggi. ada beberapa tahapan yang perlu diperhatikan pada olahraga tersebut. Tahapan ini dibagi menjadi 4 posisi yang perlu Anda ketahui sebelum menuju ke teknik lompat tinggi.
- Posisi awalan – untuk melakukan lompat tinggi adalah berlari menuju mistar yang digunakan para atlet untuk melakukan lompatan.
- Posisi tolakan – adalah posisi dengan menggerakkan tumpuan kaki yang terkuat pada lantai dasar untuk menaikkan badan menuju ke bar atau menuju ke mistar. Saat bertumpu, kaki harus berada di titik tumpu yang telah ditetapkan. Untuk mendapatkan titik tumpu yang tepat, Anda harus melakukan banyak latihan. Titik tumpu ini sangat berpengaruh. Jika titik tumpu terlalu dekat dengan mistar maka badan akan menyentuh mistar ketika gerakan melambung ke atas. Apabila titik tumpu terlalu jauh, maka badan Anda akan menyentuh mistar saat bergerak turun.
- Posisi melayang – adalah posisi ketika badan berada di atas bar atau mistar. Pada saat ini badan Anda melayang di udara setelah melakukan lompatan. Ketika melakukan gerakan ini, usahakan kedudukan titik berat badan sedekat mungkin dengan mistar. Titik tinggi lambungan maksimal harus tetap di atas. Lakukan gerakan ini dengan tenaga yang seminimal mungkin untuk menghindari gerakan-gerakan lain yang tidak perlu hingga mengakibatkan jatuhnya bar atau mistar.
- Posisi mendarat – adalah posisi jatuhnya badan saat mendarat di atas matras. Cara melakukan pendaratan tergantung dari masing-masing gaya pada lompat tinggi.
Baca : Teknik Renang Gaya Kupu-kupu yang Benar – Teknik Renang Gaya Bebas – Teknik Renang Gaya Dada yang Benar
Gaya pada lompat tinggi ada 4 macam. Gaya Scots, Gaya gunting, gaya guling sisi dan gaya straddle. Yang paling penting dari proses pendaratan adalah posisikan badan sedemikian rupa agar badan terhindar dari cidera yang tidak diinginkan. Sudut awalan untuk masing masing gaya adalah sebagai berikut. Untuk gaya Scots sekitar 30 hingga 45 derajat. Gaya gunting 40 hingga 50 derajat., gaya guling sisi dan gaya straddle sekitar 40 derajat dan gaya flop 70 hingga 85 derajat kemudian mengecil menjadi 30 hingga 45 derajat.
Pada zaman dahulu sarana dalam lompat tinggi masih belum modern seperti sekarang. Atlet dalam perlombaan lompat tinggi tidak mendarat di atas matras pada saat mereka melakukan lomptan, tetapi di atas tanah yang berumput atau tanah pasir. Karena itu banyak sekali atlet yang mengalami cidera yang mengikuti olahraga ini.
Baca : Tips dan Cara Memilih Jenis Olahraga Sesuai Usia – Aerobik Jenis dan Manfaatnya – Macam-Macam Pemanasan Sebelum Olahraga
Berikut ini adalah 5 sarana dan prasarana dalam olahraga lompat tinggi yang perlu diketahui.
1. Lapangan
Lapangan disini disebut juga daerah awalan. Lapangan mempunyai panjang minimal 15 meter dan maksimalnya tidak terbatas. Tetapi jika dalam perlombaan, minimum jalur ancang-ancang adalah 20 meter. Apabila kondisi mengijinkan jalur ancang-ancang dapat menjadi 25 meter.
Posisi awalan untuk melakukan lompat tinggi adalah berlari menuju mistar yang digunakan untuk melakukan lompatan oleh para atlet. Awalan disini harus tepat dan tetap. Mengapa harus tetap? Harus tetap karena banyaknya langkah, irama dan kecepatan dalam setiap awalan juga selalu tetap. Termasuk dari sudut awalan ini tergantung dengan gaya yang digunakan.
2. Daerah Tumpuan
Daerah tumpuan disini maksudnya adalah tempat untuk melompat. Pada daerah tumpuan Kemiringan maksimal dalam jalur ancang-ancang atau tempat bertumpu tidak boleh lebih dari 1:250 ke arah pusat mistar. Daerah bertumpu atau tempat bertolak ini haruslah datar.
Baca : Olahraga Catur Sejarah Aturan dan Cara Bermainnya – Olahraga Karate dan Sejarahnya di Indonesia – Sejarah Olahraga Ice Skating dan Manfaatnya
3. Tiang Lompatan
Tiang lompatan dalam lompat tinggi berfungsi sebagai penyangga mistar pembatas lompatan. Tiang lompatan dapat terbuat dari bahan apa saja. Tetapi bahan tersebut harus kokoh dan kuat untuk menyangga beban mistar pembatas tersebut. Untuk jarak antara tiang lompatan sendiri adalah 3.98 hingga 4.02 meter. Bentuk dan model dalam tiang lompatan ini dapat berupa apa saja asal mereka kaku dan kekar. Tiang lompatan di sini harus cukup tinggi untuk melebihi tinggi mistar yang sebenarnya dimana mistar tersebut digunakan atlet untuk melompat. Mistar akan diinaikkan dengan minimum 10 cm secara bertahap.
Tiang lompat disini tidak boleh dipindah selama perlombaan atau kompetisi sedang berlangsung. Terkecuali bila pemimpin pertandingan memikirkan bahwa tempat bertumpu atau tempat endaratan yang digunakan tidak sesuai lagi dengan yang diawal. Dalam hal ini perlombaan harus dilakukan setelah satu atau ronde telah selesai dilakukan.
Baca : Macam Macam Lari dalam Olah Raga Atletik – Jenis Olahraga untuk Ibu Hamil dan Manfaatnya – Macam Gerakan Yoga untuk Kesehatan
4. Bilah atau Mistar Lompatan
Bilah atau mistar lompatan berfungsi sebagai ukuran pembatas untuk mengukur berapa tinggi lompatan atlet. Mistar ini dapat terbuat dari kayu, metal atau bahan tipis lainnya yang penting ringan. Mistar juga dapat terbuat dari bahan fiber glass. Potongan melintangnya bulat silindris kecuali yang ada di ujung mistar. Penopang atau mistar ini harus terpasang kokoh pada tiang lompatan yang diletakkan saling berhadapan. Pada ujung mistar lompat harus terdiri dari 3 bagian yaitu bagian silindris dan dua buah ujung mistar. Penopang pada mistar tidak boleh dibungkus karet atau bahan lain yang mengakibatkan menambahnya gesekan Antara atlet dengan permukaan mistar atau bar lompat. Penopang juga tidak boleh memakai pir atau pegas apapun.
Agar mistar tidak jatuhketika Anda melakukan lompatan, maka perbaik posisi takeoff dan usahakan untuk melakukan gerakan yang benar efektif dan efisien. Untuk mencegah jatuhnya bar atau mistar oleh kaki dalam gaya straddle maka Anda harus mengayunkan kaki Anda jauh ke samping atas.
Ketentuan dari mistar pembatas itu sendiri adalah :
- Panjang mistar sekitar 3.98 hingga 4.02 meter sesuai dengan jarak Antara kedua tiang lompat
- Berat maksimal dari sebuah bilah atau mistar lompatan adalah 2 kilogram.
- Permukaan mistar harus berbentuk datar dengan ukuran 3 cm x 15 cm x 20 cm
- Untuk ukuran penopang adalah panjang 6 cm dan lebar 4 cm
Sebelum perlombaan atau kompetisi dalam lompat tinggi dimulai, ketua judge atau juri mengumumkan kepada para peserta tentang tinggi mistar. Juri akan memberitahukan tinggi mistar di awal dan tinggi mistar berikutnya. Mistar tersebut akan dinaikkan pada akhir tiap babak atau ronde. Babak atau ronde ini akan berakhir hingga hanya ada satu orang peserta atau satu orang atlet yang tersisa. Atlet atau peserta tersebut akan memenangkan perlombaan.
Baca : Pelanggaran dalam Olahraga Lompat Jauh – Jenis Gaya Dalam Lompat Jauh – Aturan dalam Olahraga Lompat Jauh
5. Tempat untuk Mendarat
Pada saat ini tempat pendaratan dalam kompetisi atau perlombaan lompat tinggi sudah dibuat dengan cukup modern dan aman bagi keselamatan dan kesehatan para atlet lompat tinggi. Tempat pendaratan pada olahraga atletik lompat tinggi terbuat dari busa dengan ukuran tebal 60 cm dan pada bagian atas busa tersebut dilapisi oleh matras yang memiliki ukuran tebal mulai dari 10 cm hingga berukuran 20 cm. Matras disini berfungsi agar atlet terhindar dari cidera. Selain sarana dan prasarana cidera juga dapat dihindari menggunakan teknik lompat tinggi yang benar.
Baca : Macam-macam Gaya dalam Lempar Lembing – Macam-macam Gaya Renang dan Sejarahnya – Macam-macam Gerakan Yoga untuk Kesehatan
Demikianlah informasi mengenai 5 sarana dan prasarana dalam olahraga lompat tinggi dalam dunia olahraga atletik. Semoga artikel ini bermanfaat bagi para atlet maupun akademisi yang membutuhkan informasi. Tetap sehat dan tetap semangat, salam olahraga!