X

Sejarah Olahraga Terjun Payung di Indonesia

Terjun payung merupakan salah satu jenis olahraga yang sangat menarik untuk di mainkan. Selain mampu memicu adrenalin terjun payung juga membuat pemainnya sangat berkesan karena bisa terbang bebas di angkasa. Olahraga ini seringkali muncul di layar televisi ketika ada iklan bersamaan dengan atraksi terjun payung. Berbicara tentang terjun payung bila tidak mengetahui asal usul dan sejarahnya pasti kurang menarik . Mungkin bagi anda pecinta olahrag sudah mengetahui bagaimana asal usul dari terjun payung. Namun tak ada salahnya apabila kita mengungkap kembali asal mula di temukannya olahraga yang menantang ini.

Pada mulanya sekitar abad ke – 15 Seorang pelukis terkenal dunia  bernama Leonardo da Vinci mengungkap dalam bukunya Codex Atlanticus (1484 ) pernah mencoba untuk membuat sketsa dengan menggambar beberapa perlengkapan untuk terjun payung. Namun Leonardo seorang pelukis terkenal Mona Lisa yang begitu legendary, belum pernah untuk merealisasikan sebuah sketsa gambar menjadi sesuatu yang nyata terjadi. Di duga dahulunya parasut sengaja di rancang untuk di jadikan alat keselamatan ketika musibah terjadi seperti kebakaran di sebuah gedung yang tinggi. Pada mulanya sebuah parasut di rancang Leonardo dengan bentuk segitiga. Namun parasut semacam ini sampai sekarang belum pernah di temukan.

Melewati seabad kemudian , ada seorang pria yang berasal dari kebangsaan Italia bernama Fausto Veranzio kembali membuat sebuah parasut dengan konsep yang berbeda dari lukisan Leonardo. Meskipun asa mula ide parasut ini muncul dari seorang impian pelukis besar . Konsep Fausto kemudian di tuangkan dalam sebuah buku yang berjudul : ” Machine Nova “ yang telah di terbitkan sekitar tahun 1595 di Negara Venesia. Dalam buku tersebut di kisahkan memuat sekitar 40 sketsa dengan beberapa rancangan mesin dan sebuah peralatan.

Ada sketsa yang menggambarkan sebuah aksi manusia terjun payun dengan menggunakan parasut yang berbentuk segi empat. Di tahun 1617 Fautso berhasil mewujudkan sebuah parasut yang di rancang, kemudian mulai menguji coba terjun payung tersebut dari sebuah menara yang berada di Venesia. Namun ada pua yang mengatakan bahwa konsep Fausto tidak pernah di realisasikan.

Tidak berhenti sampai di Venesia saja. Usaha terjun payung berikutnya di realisasikan oleh Andre Jacques Garnerin yang berasal dari Negara Perancis. Pria yang lahir pada tanggal 31 Januari 1769 ini di kenal banyak mempelajari bidang fisika yang mana sebelumnya ia sempat bergabung dalam dinas militer di Negara Perancis. Selama menjadi seorang tawanan perang di Hungaria, Garnerin berusaha melakukan beberapa percobaan dalam pembuatan dan mengembangkan parasut.

Tidak hanya itu saja dia juga telah berhasil menyeleseikan rancangannya pada tahun 1797. Ditemukannya sebuah parasut yang memiliki bentuk bundar dengan diameter 23 kaki. Seperti sebuah konsep yang di terapkan oleh Leonardo dan fausto, parasut asli buatan Garnerin ini juga masih di lengkapi dengan sebuah kerangka . Sehingga bentuknya masih belum sempurna yang menyerupai payung seperti yang biasa kita gunakan sehari – hari untuk melindungi diri dari terik panas dan hujan.

Pada tanggal 22 Oktober 1797 Garnerin mulai menguji parasut buatannya tersebut dengn cara melompat dari sebuah balon udara yang melayang dengan ketinggian 975 meter diatas permukaan tanah kota Paris. Namun parasut tersebut gagal karena Garnerin kesulitan untuk mengendalikan hempasan angin hingga mengakibatkan peluncuran Garnerin tidak terkendali dengan baik. Namun dia berhasil mendarat dengan selamat. Keberhasilannya ini membuat Garnerin menjadi salah satu manusia pertama yang telah berhasil menggunakan parasut dengan melompat dari sebuah benda yang melayang bebas di angkasa. Hal ini di ikuti oleh istrinya Jeanne – Genevieve Garnerin yang telah berhasil menjadi sosok pertama yang berhasil untuk melakukan terjun payung. Meskipun terjun payung yang di lakukan Garnerin menggunakan keranjang yang di jadikan tempat duduk untuk mengendarai parasut namun hal ini menjadi sebuah kebanggaan sendiri. Parasut yang digunakan pun masih berbentuk sebuah kerangka yang di kenal dengan istilah parasut kaku ( Vented Parachute ).

Sejarah terjun payung tidak hanya berhenti sampai di situ saja. Penemuan parasut terus di kembangkan dan di buat tanpa sebuah kerangka atau di kenal istilah parasut lemas ( Limp Parachute ) oleh Tom Baldwin yang berasal dari Amerika pada tahun 1897. Selain itu juga di temukannya parasut yang dapat di kendalikan oleh Leslie Irvin yang berasal dari Amerika pada tahun 1919. Selanjutnya terjun payung mulai banyak di gunakan dalam melakukan operasi militer. Meskipun sempat ada beberapa hambatan terjun payung mulai di akui dunia untuk di jadikan cabang olahraga sekaligus menjadi sarana rekreasi pada tahun 1950. Pertandingan terjun payung mulai di adakan pertama kali di dunia di Yugoslavia pada tahun 1951. Cabang olahraga ini tersebar ke seluruh dunia dan banyak di jadikan hobi bagi para pecinta oahraga yang mampu memicu adrenalin ini. Parasut kemudian terus di kembangkan dengan spesifik dan memiliki fungsi yang canggih.

Itulah sejarah terjun payung di dunia. Bagaimana dengan perkembangan parasut di Indonesia ? Setelah mengetahui berbagai penemuan hingga perkembangan menjadi parasut yang canggih di dunia. Pastinya anda ingin mengetahui  terjun payung di tanah air tercinta ini.

Di Indonesia sendiri terdapat sebuah organisasi olahraga yang bernama FASI . Dari Fasi terdapat 26 provinsi yang tergabung di dalamnya. FASI untuk provinsi Jawa Barat memiliki paling lengkap jenis cabang olahraga dan beberapa fasilitasnya. Untuk cabang terbang bermotor, Provinsi Jawa Barat mempunyai beberapa pesawat yang di gunakan untuk kegiatan terbang bermotor. Bahkan hanya di Jabarlah yang mempunyai penerbang akrobatik dengan landasan sipil. Salah satu penerbang yang handal untuk akrobatik sipil adalah Alex Supeli.  Di Jawa Barat terdapat landasan yang bisa di gunakan untuk segala jenis kegiatan terbang bermotor yaitu di Lanud Sulaiman, Lanud Husen Sastranegara, Lanud Sukani, Lanud Kalijati, Lanud Tasikmalaya, Lanud Atang Sanjaya, Bandara Penggung yang berada di STPI Curu dan Landasan Air Strip Lido. Untuk pembinaan ordirga cabang aeromodeling juga berkembang cukup baik. Demi mewujudkan kemajuan aeromodeling di landasan Lanud Sulaiman yang terdapat di Air Strip mini untuk kegiatan menerbangkan sebuah pesawat model. Terjun payung di Indonesia juga mengalami kemajuan yang pesat  seperti  adanya cabang layang gantung yang ada di Jawa Barat.

Di Jawa Barat untuk cabang layang gantung begitu berkembang dengan pesat terutama pada cabang para layang. Cabang layang sendiri terbagi menjadi 2 macam yaitu gantole dan para layang. Salah satu orang yang pertama kali berhasil menerbangkan gantole adalah Ervan Ibrahim. Pertandingan ini berlangsung di bukit Lagadar Ciamis di Jawa Barat. Pesawat ini mampu bertengger di posisi urutan yang teratas di beberapa kejuaraan mulai dari tahun 2001 hingga 2003 . Jawa Barat merupakan tempat yang paling kaya di jadikan sebagai tempat peluncran layang gantung. Terutama berada di di kawasan Bukit Naringgul ( Bogor ), Gunung Haruman yang berada di Kota Garut Sumedang dan berada di Pelabuhan Ratu.

Cabang untuk microlight terdiri dari 3 bagian yaitu ultralight , paramotor dan trike. Kegiatan ini paling banyak berlangsung di Jawa Barat. Salah satu contohnya  yaitu di Lido Bogor ada sebuah klub dan para penjual dari ketiga jenis ordirga. Selain itu juga ada di Lanud Sulaiman yang telah menyediakan harga khusus.  Untuk kegiatan cabang pesawat yang ada di swayasa di Provinsi Jawa Barat juga tidak ingin ketinggalan. Sebuah Federasi Aero Sport Indonesia (FASI) yang ada di Propinsi Jawa Barat kini ada beberapa pesawar swayasa dan sangat aktif untuk melakukan kegiatan tersebut. Apabila ada sebuah cross country pesawat ordirga termasuk sebuah pesawat swayasa , penerbangan ini tidak pernah mau ketinggalan dan selalu ingin tampil.

Ditutupnya Olahraga Angakatan Yang Pertama

Sebuah pendidikan terjun payung dengan sebuah system Accelerate Free Fall dari Angkatan I sudah di tutup secara resmi oleh Kepala Pusat sebuah Pendidikan dan Latihan Terjun Payung ( Kapusdiklat Terpa ) dari Kolonel Pnb L.Tony Susanto mengungkap tepat di hari Sabtu tanggal 26 Januari 2002 yang ada di Lanud Sulaiman Bandung. Tujuan dilaksanakan sebuah Diklat Terpa adalah agar mampu membentuk penerjun payung olah raga yang mempunyai pengetahuan dan ketrampilan serta sikap perilaku segai seorang penerjun payung olahraga untuk pemula dengan di landasinya jiwa sportifitas yang cukup tinggi serta mempunyai kesemaptaan jasmanani yang cukup baik.

Melakukan sebuah terjun payung bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan oleh setiap orang. Namun perlu adanya sebuah ilmu, pemahaman , teknik dan strategi tersendiri agar mampu mendarat dengan baik tanpa adanya cedera yang akan terjadi. Oleh karena itu ada sebuah materi  terjun payung yang terdiri dari teori dan sebuah praktek terjun payung itu sendiri. Teori ini meliputi sebuah pengetahuan dasar olahraga terjun payung, pengetahuan peralatan yang dibutuhkan dalam terjun payung, keluar pesawat , proses pembukaan sebuah parasut , teknik untuk mengemudi pesawat sampai pendaratan dan mampu menghindari segala rintangan ketika melakukan pendaratan.

Adapun materi dari terjun payung yang harus diketahui terdiri dari 7 level diantaranya : level 1 untuk orientasi , level 2 untuk melakukan gerakan maju,  level 3 melakukan penguasaan pelayangan , level 4 konsolidasi , level 5 berputar dan berpegang , level 6 konsolidasi dan terakhir untuk level 7 melakukan back loops dan tracking.

Dalam melakukan terjun payung juga di butuhkan  sebuah perlengkapan yaitu meliputi Parachute , Helmet Protect , Automatic Release, Altimeter , Goggles , Jump Suit , Radio HT, dan beberapa peralatan pendukung lainnya .  Olahraga kedirgantaraan mulai ada di Indonesia sejak awal kemerdekaan pada tahun 1945. Diawali dengan sebuah kegiatan untuk membuat model  pesawat yang dapat di terbangkan seperti aeromodeling dan kegiatan untuk menerbangkan pesawat glider. Upaya rintisan ini tidak hanya sebatas pada cabang olahraga saja , namun telah berkembang pada pembuatan peralatan sendiri guna untuk mendukung kegiatan olahraga  dirgantara yang di lakukan secara swayasa.

Selain ke tujuh cabang olahraga dirgantara yang telah tergabung dalam sebuah wadah Federasi Aero Sport Indonesia ( FASI ) masih ada satu cabang lagi yang masih embrio yaitu Balon Udara. Organisasi FASI telah resmi di dirikan pada tanggal 17 Januari 1972 . Ada 8 orang yang yang berpartisipasi dalam mendirikan organisasi ini diantaranya yaitu Aried Riyadi ( TNI AU ) , Roesdi Riza ( Bea Cukai ),Ashadi Tjahyadi ( TNI AU ) , Tono Amboro ( Polri ) , Hendro Subroto ( TVRI ) ,Sulistyo ( Aeromodel ), Sukari ( TNI AU ) dan Achmad Bukhari Saleh ( Aves ).

Pertimbangan dibentuknya organisasi FASI adalah karena olahraga dirgantara merupakan salah satu aspek kehidupan Nasional yang memiliki peran positif dalam pembangunan fisik, mental maupun pembangunan kekuatan dirgantara Nasional. Nama organisasi  FASI di ambil dari hasil musyawarah dengan pertimbangan agar nantinya bisa mudah dikenal dan dimengerti oleh orang Indonesia maupun orang asing. FASI merupakan anggota dari KONI dan juga menjadi salah satu anggota Federasi Aeronatique Internationale (FAI) yang berkedudukan di Paris tahun 1973.

FASI pada mulanya dipimpin oleh seorang Ketua Umum yang secara ex-officio jabatan tersebut di pangku oleh KASAU. Pada awal berdirinya FASI, tiga kali jabatan Ketua Umum dipangku oleh Komandan Jenderal Kodikau yaitu Marsda TNI Aried Riyadi, Marsda TNI Sutoyo dan Marsda TNI Wisnu Djajengminardo.Ketua umu FASI  yang pertama di jabat oleh Marseal TNI Ashadi Tjahyadi sekaligus KASAU yang pertama. Jabatan itu secara berurutan dilanjutkan oleh Marsekal TNI Oetomo, Marsekal TNI Siboen, Marsekal TNI Sukardi, Marsekal TNI Sutria Tubagus ,Marsekal TNI Rilo Pambudi, Marsekal TNI Hanafie Asnan dan Marsekal TNI Chappy Hakim (sekarang).

FASI merupakan sebuah Organisasi Olahraga yang selalu aktif untuk ikut serta dalam beberapa even Nasional maupun Internasional. Upaya FASI yang mengikutsertakan beberapa cabang dalam PON sudah di mulai sejak PON VII di Surabaya. Ada tiga cabang yaitu Terbang Layang, Aeromodeling dan Terjun Payung yang pertama kali di pertandingkan dalam sebuah Pekan Olahraga Nasional.  Kegiatan ini terus berlangsung hingga PON ke XIV yang ada di Jakarta yang telah mengikut sertakan atlet – atlet dari putri Cabang Olahraga Terjun Payung dan Terbang Layang sebagai cabang olahraga dirgantara yang banyak di pertandingkan . Selain itu kejuaraan Nasional juga selalu di selenggarakan oleh setiap cabang yang di jadikan sebagai kegiatan tahunan . Dalam forum internasional , layang gantung dan terjun payung adalah sebuah cabang yang paling sering aktif mengikuti berbagai kejuaraan yang ada di luar negeri.

Kepercayaan dunia terhadap organisasi FASI sudah terbukti dalam penyelenggaraan kejuaraan dunia yang sering di laksanakan di Indonesia seperti kejuaraan dunia Terjun Payung untuk bisa mendapatkan ketepatan mendarat di langsungkan di Senayan pada tahun 1991 dan sebuah kejuaraan dunia Terjun Payung yang bekerjasama dengan Kanopi yang di selenggarakan di Lido, Bogor pada tahun 1996. Kejuaraan Payuan ASEAN adalah kegiatan yang rutin di selenggarakan dan di ikuti oleh organisasi FASI. Dalam pelaksanaan kejuaraan ini, FASI  satu – satunya organisasi yang telah beberapa kali bertindak sebagai tuan rumah yang berhasil di mata dunia. Selain itu, kejuaraan  Internasional Layang Gantung yang berlangsung di Wonogiri dan kejuaraan para layang yang ada di Kota Garut, telah mampu menunjukkan bahwa posisi di Indonesia yang berlangsung di arena olahraga dirgantara dunia.

Demikian sejarah asal muasalnya adanya cabang oahraga terjun payung. Tidak hanya berlangsung di Dunia saja namun keberadaan terjun payung juga cepat merambat ke wilayah Indonesia dan mampu berkembang dengan pesat. Hingga Indonesia sering di jadikan tuan rumah dalam kejuaraan Internasional. Selain memicu adrenalin melakukan penerbangan bebas di angkasa merukapan hal yang sangat menyenangkan.

Namun dalam melakukan cabang olahraga apapun tetap harus waspada dan berhati – hati. Mampu menguasai teori, teknik, strategi dan rajin berlatih akan lebih memudahkan anda untuk menerapkan cabang olaharaga tersebut. Selain mampu menguasai cabang olahraga terjun payung dengan baik anda nantinya juga akan mencapai pendaratan yang sempurna. Hingga tidak akan terjadi cedera yang bisa mencelakakan diri anda sendiri. Tidak ada salahnya jika berlatih dengan di dampingi sang ahli atau orang yang professional dalam melatih olahraga terjun payung.

Categories: Sejarah
Tags: anekajenismacamolahragaPeraturanterjun payung