Kapan Anda terakhir berolahraga? Kapan Anda terakhir kali posting status di social media? Mengingat kita sekarang hidup di era digital yang serba maya dan virtual, rasanya tidak berlebihan jika lebih dari setengah orang yang membaca artikel ini akan memberikan dua jawaban yang terpaut cukup jauh selisihnya. Mingguan? Bulanan mungkin? Bahkan tahunan? Atau Anda melakukannya secara bersamaan? Zaman memang sudah berubah, namun perkembangan teknologi beberapa tahun belakangan ini cukup membuat mata terbelalak, setidaknya bagi mereka yang masih sempat memalingkan matanya dari layar smartphone dan menyadarinya. Inilah dunia yang kita jalani sekarang ini. Mungkin hanya segelintir orang yang bisa memprediksi hal ini misalnya, 10 tahun yang lalu. Teknologi memang mempermudah segalanya bagi manusia tapi apakah benar itu selalu berarti bagus?
Jika Anda harus memilih antara olahraga dan social media, mana yang akan Anda pilih? Faktanya adalah olahraga sangat bagus bagi tubuh kita jadi sebenarnya tidak terbantahkan lagi mana yang lebih penting. Tapi lagi-lagi, jawaban yang muncul sangat mungkin berbeda jika pertanyaan tersebut dilayangkan kepada generasi muda zaman sekarang. Inilah realita yang harus dihadapi seiring dengan berjalannya waktu.
Saat Anda membaca artikel ini, bayangkanlah dunia sekitar 10 tahun yang lalu. Itu akan mempermudah Anda menghargai isinya. Hal ini penting karena apa yang akan kita bahas di sini mungkin adalah hal yang paling tidak menarik minat Anda. Tentu saja kita akan berbicara tentang olahraga tapi bukan sekedar olahraga biasa. Yang akan kita bahas di sini adalah olahraga-olahraga tradisional yang ada di Indonesia.
Jika sebagian besar orang zaman sekarang lebih memilih social media dibanding berolahraga, kira-kira berapa banyak dari mereka yang masih peduli dengan olahraga tradisional? Artikel berikut ini mungkin tidak akan bisa menjawab pertanyaan tersebut. Namun jika Anda masih membaca hingga titik ini bisa saja pada akhirnya ada beberapa orang yang mungkin akan tertarik akan olahraga-olahraga tradisional tersebut. Mari kita mulai.
1. Pencak Silat
Jika Jepang punya karate dan Cina punya kungfu, maka Indonesia punya pencak silat. Ya, olahraga tradisional yang satu ini adalah salah satu yang paling terkenal dari Indonesia. Asal muasal pencak silat masih belum jelas, namun ada beberapa ahli yang memperkirakan awal perkembangannya sekitar abad ke-7 Masehi. Hal ini dapat dibuktikan dari pahatan relief-relief yang menggambarkan sikap kuda-kuda pencak silat di candi Borobudur dan Prambanan. Sejarah pencak silat bahkan mungkin saja jauh lebih tua lagi jika kita berpatokan pada penemuan artifak-artifak senjata yang ditemukan pada masa klasik Hindu dan Budha. Pencak silat sendiri masih mengandung unsur-unsur bela diri dari Cina dan India karena dari awal perkembangannya, kebudayaan Melayu juga banyak mendapat pangaruh dari para pedagang dan perantau yang datang dari luar pulau. Sebelum menjadi olahraga seperti yang kita kenal sekarang ini, pencak silat adalah salah satu cabang bela diri yang menjadi identitas bangsa Indonesia di zaman kerajaan. Kala itu, pencak silat populer karena mudah dipelajari dan berguna untuk mempertahankan diri. Kini, saat zaman sudah modern, pencak silat telah berkembang menjadi salah satu cabang olahraga yang terkenal, khususnya di disiplin bela diri. Pencak silat bahkan sudah mempunya organisasi induknya sendiri di Indonesia, yakni Ikatan Pencak SIlat Indonesia (IPSI) dan rutin dipertandingkan di event-event olahraga seperti Asian Games maupun Sea Games. Negara-negara yang menjadi pesaing Indonesia di cabang tersebut biasanya adalah Singapura, Malaysia dan Brunei Darussalam. Tidak heran, ketiga negara tersebut dan juga Indonesia membentuk sebuah federasi pencak silat yang dinamai Persilat (Persekutuan Pencak Silat Antar Bangsa).
2. Sepak Takraw
Sepak takraw adalah olahraga tradisional yang merupakan kombinasi antara sepak bola dan bola voli. Sering juga disebut sepak raga, sepak takraw sudah ada sejak zaman kesultanan Malaka sejak tahun 1400an dan berasal dari Sulawesi Selatan. Olahraga ini dimainkan oleh dua regu atau tim yang terdiri dari 3 orang. Peraturan yang berlaku kurang lebih sama dengan olahraga voli karena menganut sistem jumlah point. Tim yang mencapai point terbanyak lebih dulu adalah pemenangnya. Sepak takraw merupakan salah salah satu olahraga tradisional yang dipertandingkan di event-event olahraga seperti Sea Games dan Asian Games. Kita patut berbangga karena Indonesia merupakan salah satu negara jagoan di cabang ini. Sepak takraw adalah salah satu olahraga yang sangat sulit untuk dikuasai karena menuntut kondisi fisik yang prima dan kemahiran teknik tingkat tinggi. Tidak jarang atlet sepak takraw mempunyai latar belakang sebagai pemain futsal, atlet beladiri atau bahkan pemain akrobat.
3. Enggrang
Enggrang juga merupakan salah satu olahraga tradisional yang paling populer dari Indonesia. Berasal dari Jawa, olahraga ini cukup populer di kalangan masyarakat pedesaan dan kerap kali dipertandingkan pada hari Kemerdekaan Indonesia maupun event-event nasional lainnya. Meskipun belum termasuk olahraga resmi, enggrang populer di masyarakat karena tergolong olahraga yang sederhana dan menyenangkan. Anda hanya perlu sepasang bambu panjang berukuran kecil yang cukup kuat untuk menahan berat badan Anda dan sepasang kayu kecil untuk dipasangkan ke bambu dan berfungsi sebagai pijakan. Enggrang populer di kalangan anak-anak, setidaknya anak-anak zaman dahulu, karena termasuk olahraga yang tidak membutuhkan banyak biaya dan cukup mudah dilakukan. Enggrang juga sering diperlombakan saat hari kemerdekaan dan biasanya dipertandingkan antar desa. Bermain enggrang cukup menantang, khususnya bagi Anda yang takut ketinggian, karena bambu yang digunakan bisa mencapai 2 meter. Selain itu, Anda juga harus bisa menjaga keseimbangan saat berada di atas enggrang. Sayang sekali, sama halnya seperti olahraga-olahraga tradisional lain, keberadaan enggrang kini sudah hampir punah. Sangat sulit menemukan anak-anak zaman sekarang memainkan olahraga ini, terlebih di daerah perkotaan.
4. Karapan Sapi
Karapan sapi berasal dari daerah Madura dan merupakan olahraga tradisional yang cukup populer. Olahraga tradisional yang satu ini merupakan olahraga yang mirip dengan pacuan kuda, hanya berbeda pada binatang yang digunakan dalam perlombaan, yakni sapi. Selain itu, sapi yang digunakan juga dua ekor untuk menarik satu kereta kayu yang dinaiki oleh penunggangnya. Para pembalap biasanya akan menempuh jarak sejauh 100 meter dan yang pertama mencapai garis finish adalah pemenangnya. Olahraga ini sebenarnya diciptakan dari cara petani-petani membajak sawahnya dengan bantuan sapi. Mungkin orang-orang di Madura menemukan hal unik yang menarik dari cara menggarap sawah yang tradisional tersebut sehingga akhirnya mereka menciptakan olahraga karapan sapi ini. Biasanya perlombaan dilakukan sekitar bulan September sampai Oktober dan memperebutkan Piala Bergilir Presiden. Tidak ada alasan jelas mengenai waktu tersebut, namun sepertinya sudah merupakan bagian dari tradisi. Karapan sapi memang populer dan olahraga ini bahkan sempat dijadikan sebagai gambar pada uang logam pecahan Rp. 100,- beberapa tahun yang lalu.
5. Tarik Tambang
Siapa yang tidak tahu olahraga tarik tambang? Ya, olahraga tradisional yang satu ini juga sangat populer di kalangan masyarakat Indonesia karena merupakan olahraga yang sering diperlombakan di acara peringatan kemerdekaan atau acara-acara non formal seperti gathering atau outing. Cukup masuk di akal karena olahraga tarik tambang pada dasarnya menuntut kerjasama dan kekompakan tim, hal-hal yang bisa memupuk persatuan dan ikatan di antara orang-orang yang terlibat di dalamnya. Olahraga ini juga sangat sederhana dan tidak membutuhkan banyak biaya. Anda cukup menyediakan satu tali tambang yang cukup panjang untuk ditarik oleh dua tim, biasanya minimal terdiri dari lima orang untuk masing-masing tim. Permainan dimulai dengan tali tambang berada pada titik tengah dan setiap anggota masing-masing tim memegang tali tambang di masing-masing sisi. Setelah peluit dibunyikan, kedua tim akan mencoba menarik tali tambang tersebut. Adu kekuatan akan terjadi dan tim yang tertarik ke titik tengah akan kalah. Selain kekuatan dari masing-masing anggota tim, pemilihan strategi yang tepat juga bisa mempengaruhi hasil akhir permainan. Biasanya, pemain dengan bobot badan yang lebih berat akan ditempatkan di ujung tali tambang karena akan lebih memberikan tenaga dan tarikan yang lebih kuat.
6. Bakiak
Berasal dari Sumatera Barat, olahraga tradisional yang satu ini mirip dengan tarik tambang karena mengandung unsur-unsur kerjasama dan kekompakan tim. Bedanya adalah, Anda tidak perlu mengeluarkan terlalu banyak tenaga untuk melakukan olahraga ini. Bakiak merupakan olahraga perlombaan dengan garis start dan garis finish dengan beberapa tim yang terdiri dari beberapa peserta, biasanya tiga peserta per tim. Para peserta ini akan berjalan bersama-sama menggunakan bakiak, yakni sebuah sandal besar yang terbuat dari kayu panjang (umumnya 1,5 meter) yang dihaluskan dan diberikan selop khusus. Pada dasarnya, bakiak adalah sandal raksasa yang bisa dipakai oleh beberapa orang sekaligus. Kuncinya di sini adalah kekompakan saat melangkah karena jika salah satu peserta tidak melangkah bersamaan dengan peserta lainnya, maka tim tersebut hampir pasti akan jatuh. Sering diperlombakan di acara peringatan kemerdekaan dan acara-acara nasional lainnya, bakiak merupakan olahraga yang masih cukup eksis di zaman sekarang ini, walaupun kita mungkin harus masuk ke desa-desa untuk menemukannya. Perlombaan bakiak sangat menarik untuk disaksikan karena sangat menghibur dan dapat diikuti oleh siapa saja dari berbagai jenis usia dan jenis kelamin.
7. Galah asin
Galah asin merupakan salah satu olahraga tradisional yang mulai menghilang di kalangan masyarakat Indonesia. Cukup disayangkan memang, karena di masa jayanya, olahraga ini merupakan favorit anak-anak kecil. Dikenal pula dengan nama gerobak sodor, olahraga ini dimainkan di lapangan terbuka berukuruan 9 x 4 meter dan merupakan olahraga tim. Masing-masing tim terdiri dari 5 sampai 7 orang. Di lapangan yang sudah disediakan, tiap anggota tim harus melewati hadangan dari setiap anggota tim lawan dari ujung lapangan hingga ke ujung yang lainnya dan kembali lagi. Bila masing-masing tim terdiri dari 5 orang, maka total, setiap anggota tim harus melewati 10 hadangan. Masing-masing anggota penghadang hanya boleh bergerak secara horizontal berdasarkan garis yang sudah dibuat sebelumnya. Tim yang memenangkan permainan adalah tim yang seluruh anggotanya berhasil melewati hadangan pemain lawan. Galah asin populer di kalangan anak-anak karena cocok bagi mereka yang mempunyai banyak energi dan suka berlari. Olahraga ini juga melatih ketangkasan dan kecepatan serta menuntut kekompakan antara anggota tim dan juga kejelian menyusun strategi. Salah satu yang membuat olahraga ini semakin menghilang adalah ketersediaan lahan. Dengan ukuran lapangan permainan yang cukup luas, agak sulit untuk menemukan lokasi yang tepat, apalagi di daerah perkotaan.
8. Phantol
Phantol adalah satu dari beberapa jenis olahraga tradisional yang mengandung unsur bela diri pada daftar kita. Berasal dari Rembang Jawa Timur, phantol merupakan olahraga bela diri yang mirip dengan pencak silat walaupun teknik yang digunakan jauh berbeda. Phantol lebih mengarah kepada gulat tradisional. Olahraga ini mulai dikenal sejak zaman kerajaan Majapahit. Kala itu, phantol digelar dalam bentuk sayembara untuk mencari orang-orang terbaik dan terkuat yang nantinya akan bertugas sebagai penjaga pelabuhan dari ancaman perampok dan penyamun. Kini, masyarakat lebih mengenal phantol sebagai olahraga yang menyenangkan meskipun untuk bisa bertanding, Anda harus berada dalam kondisi fisik yang prima. Semangat kompetisi yang sehat dan kesportifan sangat menonjol pada olahraga ini. Pertandingan phantol biasanya marak digelar menjelang akhir bulan saat bulan purnama dan dilangsungkan dekat dengan pantai. Hal ini mungkin merupakan tradisi untuk menghormati sejarah dan asal-usul phantol.
9. Zawo-zawo
Zawo-zawo adalah olahraga tradisional yang berasal dari Kepulauan Nias, Sumatera Utara. Menariknya, hanya di propinsi tersebutlah kita bisa menjumpai zawo-zawo. Jika diterjemahkan ke bahasa Indonesia, zawo-zawo berarti lompat batu. Karena unsur tradisionalnya yang masih kental sekaligus menjadi identitas bangsa, zawo-zawo juga pernah dijadikan gambar pada salah satu pecahan mata uang Rupiah. Bagi masyarakat tradisional Nias sendiri, zawo-zawo lebih dari sekedar olahraga atau permainan. Pada zaman dulu, saat suku-suku di Nias masih terpecah belah, sering muncul konflik bahkan peperangan dan batu-batu yang disusun dan ditumpuk hingga membentuk trapesium setinggi hingga 2 meter merupakan tembok pertahanan dari musuh. Melompati batu-batu tersebut merupakan isyarat untuk mempersiapkan diri sebelum masuk ke medan perang. Kini, saat perang sudah usai, tradisi zawo-zawo masih bisa dijumpai, khususnya di Kabupaten Bias Selatan. Di sana, zawo-zawo dianggap sebagai ritual bagi para pemuda Nias sebelum mempersunting wanita idamannya. Keluarga yang anak laki-lakinya berhasil melakukan zawo-zawo akan mengadakan pesta dan jamuan makan sebagai perayaan.
10. Geudeu-geudeu
Geudeu-geudeu (atau sering disebut juga deudeu) adalah salah satu olahraga tradisional jenis bela diri. Olahraga ini berasal dari Aceh, tepatnya kabupaten Pidie. Geudeu-geudeu mirip dengan panthol, yang membedakan adalah jumlah pesertanya. Bila panthol adalah pertarungan satu lawan satu, maka geudeu-geudeu merupakan gulat antara 2 tim beranggotakan masing-masing 3 orang. Menariknya, semua anggota tim akan “berkelahi” secara bersamaan sehingga bagi yang tidak pernah menyaksikannya, arena geudeu-geudeu akan terlihat seperti tempat perkelahian massal. Selain itu, geudeu-geudeu juga jauh lebih keras dari panthol. Tidak jarang, peserta geudeu-geudeu biasanya hampir pasti akan menderita cedera pada tubuhnya, baik saat menang maupun kalah. Bahkan, pada beberapa kasus yang ekstrim, bisa saja ada peserta yang meninggal dunia. Olahraga tradisional ini sendiri tidak terlalu populer di luar kawasan Pidie.
11. Pacu Jalur
Pacu Jalur adalah satu-satunya olahraga tradisional yang dilakukan di atas air pada daftar ini. Berasal dari Riau, Pacu Jalur adalah balapan perahu pada lintasan sepanjang 1 kilometer di atas permukaan sungai yang diadakan setiap tahun bersamaan dengan perayaan haru kemerdekaan Indonesia. Perlombaan ini rutin digelar di Sungai Batamg Kuantan dan merupakan tradiai yang tidak bisa dilepaskan dari masyarakat tradisional Riau, khususnya daerah Kuantan Singingi. Pada bahasa masyarakat lokal, kata jalur berarti perahu, sehingga pacu jalur berarti pacu perahu. Pada pacu jalur, perahu yang digunakan umumnya memiliki panjang 25 sampai 40 meter dengan lebar 1.3 sampai 1.5 meter. Tergantung ukurannya, tiap perahu bisa memuat 40 sampai dengan 60 orang. Para awak perahu juga mempunyai tugasnya masing-masing, dari komandan yang memberikan instruksi, pengemudi perahu, para pendayung hingga penyanyi yang berfungsi menentuka irama kayuhan para pendayung dengan lagu-lagu yang mereka nyanyikan. Untuk menambah semarak suasana, tiap-tiap perahu dihiasi dengan dekorasi yang menarik dan berwarna, umumnya bertema naga. Tidak heran, perayaan kemerdekaan di Riau adalah salah satu yang paling meriah tiap tahunnya. Pacu jalur juga menjadi salah satu cabang olahraga yang rutin dipertandingkan di perhelatan Sea Games dan lagi-lagi kita patut berbangga karena Indonesia adalah salah satu langganan peraih medali emas di cabang ini.
Itu dia beberapa jenis olahraga tradisional khas Indonesia. Ada beberapa yang masih terus dilestarikan bahkan diakui sebagai olahraga resmi. Namun ada pula beberapa yang sudah mulai dilupakan bahkan hilang di masyarakat. Apakah ada yang menarik minat Anda? Bangsa yang besar tidak semata dinilai dari perkembangan ukuran-ukuran kuantitatif seperti ekonomi, teknologi maupun sosial politik. Dibalik itu semua, bangsa yang besar adalah bangsa yang juga mampu mempertahankan identitas bangsa dan melestarikannya melalui perkembangan zaman.
Bagi bangsa yang majemuk seperti Indonesia, identitas tersebut merupakan hal yang krusial tidak hanya bagi para calon penerus bangsa, tetapi juga untuk menjaga agar kemajemukan itulah yang menjaga agar bangsa ini tetap utuh. Melestarikan olahraga-olahraga tradisional adalah salah satu cara untuk mewujudkan hal tersebut dan pemerintah memegang peranan penting di sini. Pendidikan olahraga di bangku sekolah bisa menjadi salah tempat memulai itu semua. Tidak ada salahnya memasukkan beberapa jenis olahraga tradisional ke dalam kurikulum agar para murid setidaknya tahu tentang sejarah dan peraturan yang berlaku di dalamnya. Pengetahuan tersebut akan membuat anak-anak tertarik untuk mencoba olahraga-olahraga tersebut dan secara tidak langsung membantu melestarikannya.